Apakah Kejatuhan Sebuah Perusahaan Gegara Logo yang Buruk?
Di saat
publik lagi ramai membahas tentang review produk Eiger, seorang kawan penulis malah
menyelutuk;
“Pantas saja
Eiger dapat masalah, coba lihat logonya. Naik terus turun. Dasarnya juga tidak
solid, karena ada dua ujung yang runcing.”
Rasanya ia bukan
paham penganut arus utama (mainstream). Bukanlah produk yang direview, tapi
logonya.
Jawaban
penulis padanya, cukup satu kata, “ampun-bang-jago.”
Sebabnya
semua kejadian viral pasti dicocok-cocokan pasti bisa dijadikan contoh soal.
Tapi, ya memang cocokologi ini mirip dengan dunia gaib. Sama-sama tidak
berdasar, hingga waktunya berikhtiar.
Logo memang
selalu menjadi obyek fitnah atas kejadian malang yang menimpa sebuah
perusahaan. Kejadian yang dialami perusahaan Blackberry pun tidak luput dari
kesalahan Logo.
“Coba lihat
logonya, ada 7 peluru yang melesat cepat. Peluru yang melesat menandakan
pembunuhan, akan hilang seketika, sementara angka 7 adalah angka sakral yang
menandai 7 tahun masa jaya Blackberry.”
Jawaban
penulis padanya, cukup satu kata, “ampun-bang-jago.”
Oke,
dimaklumi saja. Semua orang waras akan tahu kalau makna logo tidak akan
mempengaruhi performa perusahaan. Namun, apakah benar jika perusahaan sukses
benar berpendapat demikian?
Logo perusahaan
tidak lahir begitu saja. Ada yang datang dari tangan bidan logo terkenal, ada
yang hadir melalui jasa dukun beranak logo, dan ada pula yang lahir tiba-tiba
di tengah jalan yang sepi. Semuanya memiliki makna.
Desain logo
menjadi salah satu unsur yang terpenting dalam corporate brand strategy
(strategi merek korporasi). Sebuah desain logo yang bagus seharusnya mencakup
beberapa hal dalam sebuah oretan. Setiap warna, garis, bentuk, teks, font, dan
grafis akan memberikan pengaruh kepada siapapun yang melihatnya.
Esensi yang
terpenting adalah bagaimana logo dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan
tindakan dari para audiens. Dengan kata lain, sebuah logo yang baik harus bisa memenuhi
kaedah estetika, unsur psikologis, dan makna filosofis.
Kaedah
estetika adalah urusan para desainer, sementara makna filosofis biasanya
memerlukan unsur budaya.
Terlepas dari
apa yang kita pahami tentang kedua hal ini, setiap diri kita pasti memiliki
pendapat tentang sebuah logo. Pendapat tersebut bisa dari sisi estetika, dan
juga psikologis atas dasar like atau dislike.
Penggabungan
kedua hal inilah yang menimbulkan interpretasinya sendiri. Namun, interpretasi
tersebut tidak akan jauh-jauh dari apa yang kita ketahui tentang perusahaan itu
sendiri. Dengan kata lain, image perusahaan di mata kita adalah representasi
dari logo itu sendiri.
Atas dasar
itulah, maka sebuah logo yang baik harus mencakup kaedah umum di mata para audiens
yang melihatnya. Nah, bagi kalian yang pusing mencari jasa desainer atau
konsultan fengshui, maka pada tulisan kali ini penulis akan memberikan tip
sederhana mengenai kaidah logo yang baik. Yuk kita simak bersama.
Mampu
berkomunikasi
Logo yang
bagus harus mampu berkomunikasi. Logo harus mencakup pesan yang ingin
disampaikan kepada calon pelanggan. Informasi bisa bervariasi. Bisa jasa yang
ingin ditonjolkan, produk yang ingin dijual, misi yang diemban, atau sensasi
yang ingin ditimbulkan.
Relevan
Perusahaan
yang bergerak di bidang pelayaran tidak akan menempatkan pesawat terbang
sebagai logo. Seringkali sebuah perusahaan memikirkan hal yang terlalu jauh,
sehingga apa yang ditampilkan tidak relevan denga napa yang ingin disampaikan.
Mudah Diingat
Logo yang
baik seharusnya mudah tertanam di benak calon pelanggan. Untuk itu maka logo
harus unik, tidak mirip dengan logo terkenal lainnya, dan juga tidak terlalu
rumit untuk diingat, misalkan terlalu banyak oretan dan warna.
Timeless
Kesalahan
terbesar pembuatan logo adalah mengikuti tren yang sedang berlaku. Ingatlah
bahwa tren itu hanya sesaat. Logo yang baik harus tampil trendy setiap saat.
Serba Guna
Banyak hal
yang ingin disampaikan dalam sebuah logo. Jika memungkinkan sebanyak mungkin
informasi termaktub di dalamnya. Namun, terlalu banyak informasi kadang juga
membingungkan. Oleh sebab itu pemilihan karakter utama dari sebuah perusahaan,
akan menjadi sangat penting untuk ditampilkan pada sebuah logo.
**
Singkatnya, karena
logo adalah bagian dari corporate brand strategy (strategi merek korporasi),
maka reputasi perusahaan yang bagus akan terkandung padanya. Sebaliknya,
perusahaan yang sedang terpuruk (biasanya) akan dihubungkan dengan makna logo
yang buruk.
Seperti dalam
kasus penilaian si “Bang Jago,” terhadap logo Eiger. Apa pun bisa jadi
pernyataan. Dengan demikian, maka sebagai individual, Anda tentu mempunyai
pendapat sendiri tentang gambar logo yang baik atau tidak.
Mari kita
kembali kepada logo Eiger, apakah Anda termasuk orang yang percaya bahwa
kejatuhan perusahaan tertentu bergantung dari logonya?
Jika iya,
maka Anda termasuk pengikut si “Bang Jago.” Jika tidak, maka Anda juga termasuk
pengikut si “Bang Jago.”
SalamAngka™
Rudy Gunawan, B.A., CPS®
Numerolog Pertama di Indonesia –
versi Rekor MURI
Kalo logonya SKB, kira-kira gimana Mr. Numero Uno?
BalasHapusKalau perusahaan lagi maju, maka logonya dipuji-puji sebagai pembawa hoki. Hehehehe.
BalasHapusNyimak 😁
BalasHapusWaah mantan nih☺️kalau logo SKB gimana mister angka?😂
BalasHapusWei.. logo nih
BalasHapusAmpun, Bang Jago.
BalasHapus