Langit Buram November
pexcel.com
telah kuracik sebuah puisi
tentang negeri impian yang pucat pasi
di dalamnya pelangi hanyalah susunan warna kuning gading berselang-seling
putih letih
semburat kuning gading menempati
seluruh ruang mimpi
menjadi pertanda kecemasan merata
tentang negeri impian yang pucat pasi
di dalamnya pelangi hanyalah susunan warna kuning gading berselang-seling
putih letih
semburat kuning gading menempati
seluruh ruang mimpi
menjadi pertanda kecemasan merata
negeri impian yang kehilangan kibaran merah menyala
gambaran punahnya pemimpin pemberani berjiwa perkasa
pulasan hijau daun berganti jalanan beton abu-abu di sepanjang mata memandang
biru langit hanyalah sekumpulan asap hasil polusi industri kalang kabut
karut marut
karut marut
nila dan ungu berganti hitam sepekat jelaga
laiknya ruang mimpi di malam gulita
tanpa rembulan hadir bermanja
hidangan kata-kata dalam rajangan puisi tanpa bahagia
biarlah memenuhi tempat sampah di halaman maya
hingga racikan puisi berikutnya tentang negeriku Indonesia
ternyata masih tersisa warna darah para pahlawan Ambarawa
6 November 2020
Empat hari menuju Hari Pahlawan
Puisi menjelang hari pahlawan ditulis oleh pahlawan tanpa tanda jasa 😊
BalasHapusSebuah kebahagiaan dapat apresiasi dari orangtua siswa yang cetar membahana seperti Bunda Yana Haudy... Sesuatu sekali rasanya sepagi ini mendapat sambutan sehangat mentari... Terima kasih.
HapusSelamat pagi mbak Desi.. ☺️😂👍
BalasHapusSelamat pagi Pak War1919-2020... Eh... Hehehe😁
HapusSelalu keren puisinya☺️👍 terima kasih..☺️
HapusSelamat pagi mbak Desi.
BalasHapusSelamat Pagi juga Mas Budi Susilo... Semoga pagi ini sehat dan bahagia... Terima kasih 😊
HapusDari mu semangat pahlawan tak pernah pudar meski mati rasa untuk berkorban perlahan hingga menoreh senyum di senja kala pagi mulai menghilang. Tiada pahlawan kesiangan hy ada pahlawan berjuang tak kenal waktu. Untukmu sahabatku. Tulisan ini masing asal-asalsn. Hy komen aj. Temanku jempol, temanku elok, temanku pandai, temanku menginspirasi..yaas dikaulah DESI.....
BalasHapusWah... Wah... Sebuah kejutan yang manis. Tulisan sahabat sesama guru yang terus berjuang demi literasi Negeri. Terima kasih Bu Eem...
HapusMenulislah dan berdoa semoga ia terbaca menjadi kumpulan pengakuan cinta anak manusia.
pada Tuhan
HapusKerrren...kerrren
BalasHapusTerima kasih Bu Dinni... Masih bisa kumpul hingga Hari ini... 😊
HapusDitunggu racikan berikutnya 🙏🙏
BalasHapusSiap Mbak Widz Stoop... Semoga ya dalam waktu dekat sebuah cerpen bisa meluncur... Terima kasih...
HapusPuisinya keren mba
BalasHapusTerima kasih Bu Erina...
Hapus