Enak Jadi Dosen, atau Guru SD?
![]() |
Enak Jadi Dosen, atau Guru SD? Sumber: Diolah dari canva |
Menurutmu, mana yang enak, jadi Dosen atau Guru SD?
Yang enak itu bukan memilih kali ya, tapi... Makan mi ayam. Hemm
Bercanda.
Eh, maksudku, aku serius.
Dulu, sewaktu SMA hingga masa-masa kuliah aku selalu ingin bercita-cita
jadi dosen. Julukannya?
Dosen luar biasa.
Apa itu dosen luar biasa?
Seingatku, ketika aku duduk di kelas satu SMA, guru pernah berkisah bahwa
dosen luar biasa adalah dosen yang tidak tetap dan suka pindah-pindah tempat mengajarnya.
Sederhananya, digaji per jam.
Tetapi, ketika aku baca-baca lagi, ternyata dosen luar biasa itu adalah
sinonim dari dosen tidak tetap. Berarti bukan dosen PNS dong?
Mungkin.
Lalu, mengapa kok aku malah ingin menjadi dosen luar biasa, padahal belum
sampai kepada tingkatan dosen biasa?
Dulu, guruku pernah menebar iming-iming bahwa dosen luar biasa itu
disebut juga dosen terbang, alias dosen yang mengajarnya sampai ke mana-mana. Tiket
gratis, karena dibayarin. Penginapan gratis, de el el.
Sontak saja aku tertarik dan ingin menggapai asa menjadi dosen yang
dimaksud. Lha, kalau guru SD?
Terkadang masyarakat malah menganggap remeh seorang guru SD. Mengapa?
Hemm. Karena yang diajar adalah anak-anak kecil yang masih ingusan. Kurang
menantang katanya! Padahal, kalau hendak mencari yang menantang, coba saja
mengajar dari atas pohon pinang, kan? Eh
Aku belum selesai. Memasuki masa-masa kuliah, aku kembali naksir dengan
dosen. Eh, maksudku naksir menjadi dosen.
Terang saja, kerjanya dosen itu santai banget, bro. Mengajar mata kuliah
3 SKS yang sejatinya hampir 2 jam menurut hitung-hitungan jam pelajaran. Tapi, kenyataannya?
Masuk 15 menit saja, presensi, kasih silabus, bagi kelompok, dan....
Menghilang entah ke mana. Terkadang, ketika mid semester tiba, barulah
sang dosen tadi datang lagi dan tanya-tanya tugas.
Hellow, kemarin ke mana aja, Pak/Bu Dosen? Ditelpon tak dibaca, di-SMS
tak diangkat. Eh, terbalik, ya. Hemm, tingkahmu membuat resah sang koordinator
kelas. Takut nilai C, lalu gagal cumlaude.
Berarti, rawan makan gaji buta dong? Entahlah. Soalnya, mengajar
mahasiswa kan tidak sama dengan mengajar anak SMA. Masa iya harus didampingi
terus oleh dosen, nanti dosennya malah naksir lagi!
Makanya julukan bahwa guru itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa adalah
benar sepenuhnya, ya. Belum ada terdengar sebutan bahwa dosen adalah pahlawan
tanpa tanda jasa. Meskipun tetap banyak jasa, sih.
Tapi, lagi-lagi kukatakan bahwa niatku saat itu belum luntur. Aku masih
punya cita-cita jadi dosen, bahkan sampai sekarang walaupun aku sudah menjadi
seorang guru SD.
Aku malah masih hitung-hitungan dan berkhayal:
Bagaimana ya caranya misbar, agar bisa masuk ke lingkungan universitas?
Bagaimana ya caranya ikut tes dosen kontrak, dan.....bla...bla...bla.
Masih ada sejumput harapan untuk menggapainya, dan ketika aku
kalkulasikan lagi, peluang itu masih terbuka. Lebih dari itu, takdir Allah kita
semua tidak ada yang tahu, kan?
Yang kita ikhtiarkan saja terkadang bisa mendapat hasil di luar dugaan. Bisa
sukses besar, bisa juga gagal total. Ketika gagal? Digantikanlah oleh Allah
kenikmatan rezeki dari jalur lain.
Biar bagaimanapun, tetap seru, kok.
Menanam harapan kok dibilang seru?
Ya iyalah!
Meski begitu, menjadi guru SD juga membahagiakan kok. Guru SD pulangnya
cepat, cenderung mengajar hanya sampai setengah dari. Dan, yang terpenting
adalah...
Guru SD cenderung terbebas dari KEJENUHAN.
Tapi, tergantung gurunya juga, sih. Kalau sang guru menikmati proses dan
profesinya, pasti menyenangkan bin membahagiakan. Dosen juga demikian tetap
asyik, kok.
Alhasil, untuk judul tulisan ini, aku hanya akan memilih profesiku sebagai
guru SD terlebih dahulu.
Gagal jadi dosen dong? Siapa bilang! Tak ada orang yang gagal. Yang gagal
itu adalah peristiwanya. Gak percaya?
Aku kasih contoh.
Misal, aku menggoreng ikan lalu ikannya gosong. Yang gagal adalah
peristiwanya, kan? Masa iya aku yang ikut-ikutan jadi gosong!
Hemm. Sudah, ya. Terima kasih telah membaca. Love you. wkwk
Belum pernah jadi Dosen jadi ga tau 😁
BalasHapusBermanfaat Bang.. mari ☕☕☺️
BalasHapus