Aku Rindu
Tahukah kau? Aku tak mampu, bayangan itu begitu pekat dan seolah nyata. Aku pun bisa merasakan, kau tak ingin kutinggalkan dan berharap ada di sampingmu selalu.
Bibirmu memang memang membisu, tetapi dari pancaran matamu, kau tengah terbakar cemburu.
Kau tarik tanganku dan berusaha untuk membawaku kembali. Kau tunjukkan sikap dan hasad, agar aku memahami, kau pun rindu padaku.
Bukankah begitu?
Kasih, andaikan mungkin kita kembali mesra seperti dulu. Tak ada penghalang bagi kita mencurahkan rasa, mungkin aku akan bahagia selamanya.
Mungkinkah waktu akan berpihak? Mengurai semua pertikaian dan menyatukan kita kembali dalam bingkai asmara?
Mungkinkah Dia rida, menyatukan hati kita sebagai tanda kuasa, atas benih cinta yang Ia tanamkan.
Dia yang menebar, Dia pula yang menghendaki.
Akankah kita hanya menjalani ujian kesetiaan tanpa pernah menikmati hasil penantian?
Pasti ada hikmah di balik ini semua. Aku pun yakin kau menunggu saatnya tiba.
Berusaha setia meski menderita. Tetap mencinta walau terluka.
Kasih, aku rindu padamu.
Bumi Gedangan, 1 November 2020
Any Sukamto
Dalam banget mba
BalasHapusIya, sedalam Samudera Hindia😁😁
HapusKasih aku rindu padamu, sip mba keren
BalasHapus😁😁lama gak nulis jadinya kaku😄
HapusBerusaha setia, meski menderita. Itu tandanya cinta.
BalasHapusHmm...
Suliittt dan suliittt, hihihi
HapusAku rindumu juga.
BalasHapusSelalu, untuk selamanya😁😁
HapusMerindu dan sendu nih kayaknya🙄😂🙏
BalasHapusIya, beberapa purnama tak ada sapa😁😁
Hapus