Legenda Kue Bulan Tentang Cinta Sejati dan Alasan Makan Kue Bulan
Yeay… hari ini adalah Festival Kue Bulan. Artinya, nanti malam kita akan menikmati kue bulan di bawah sinar bulan purnama yang indah. Terangnya cahaya bulan disebabkan karena pada hari ini, bulan mendekati titik yang terdekat dengan bumi.
Hari ini
adalah tanggal tanggal 15 bulan ke-8 dalam penanggalan imlek. Festival Kue
Bulan dirayakan secara besar-besaran di China dan beberapa negara yang
bermayoritas suku Tionghoa
Mungkin belum
banyak yang mengetahui bahwa festival ini adalah merupakan perayaan ke-2
terbesar setelah Imlek.
Tradisi ini
sudah berlangsung sangat lama, bahkan ditenggarai telah ada sejak zaman Dinasti
Song Utara (960-1127 SM). Namun menjadi lebih populer lagi setelah tradisi
memakan kue bulan tercipta di zaman Dinasti Yuan (1271-1368).
Masyarakat
Tiongkok Kuno, menghubungkan tradisi ini dengan penyembahan dan persembahan
kepada dewi bulan, yang diyakini dapat memberikan hasil panen yang baik bagi
masyarakat agreris di kala itu.
Pesta
besar-besaran dilakukan oleh masyarakat kalangan atas, sementara rakyat biasa
melakukan perayaan dengan cara yang lebih khidmat.
Berkumpul bersama keluarga, memberikan persembahan berupa bunga, kue dan buah-buahan, sembari memanjatkan doa rasa syukur dan terima kasih kepada Dewi Bulan.
Nah, seperti
biasa, sebuah tradisi pasti memiliki legenda dibelakangnya. Berikut ini adalah legenda yang paling populer terkait dengan tradisi Festival Kue Bulan.
Kisah Hou Yi
dan Chang E
Alkisah di
zaman Tiongkok Kuno, terdapat 10 matahari di langit. Hal ini membuat sungai mengering
dan tanaman mati. Orang-orang di bumi pun menderita.
Adalah
seorang pemanah yang bernama Hou Yi, yang bertekad untuk memperbaiki keadaan
ini. Ia kemudian mendaki gunung Kun-Lun dan memanah 9 matahari dan menyisakan 1
saja.
Berkat
jasanya, Hou Yi kemudian menjadi pahlawan dan terkenal, dan menarik perhatian Ibu
Ratu Surga yang menghadiahkannya sebuah Pil Keabadian yang dapat membuat
seseorang menjadi dewa dan hidup abadi.
Hou Yi
memiliki seorang istri yang cantik, bernama Chang E. Kecintaannya terhadap sang
istri membuat ia tidak bersedia menjadi dewa dan meninggalkan istrinya seorang
diri di bumi.
Akhirnya ia
pun meminta Chang E untuk menyimpan Pil Keabadian tersebut. Sayangnya, seorang
murid Hou Yi yang bernama Feng Meng, mengetahui hal ini dan ingin merebutnya.
Hingga suatu
waktu, ia pun mengatur sebuah siasat busuk. Pada saat Hou Yi mengajak murid-muridnya
untuk berlatih berburu di hutan, Feng Meng pura-pura sakit.
Ia pergi ke
rumah Hou Yi dan mengancam Chang E dengan pisau untuk merebut Pil Keabadian.
Karena takut dan sadar Feng Meng bisa melukai dirinya, Chang E pun akhirnya
meminum pil tersebut.
Akhirnya
Chang E pun berubah menjadi dewi dan naik ke langit. Namun, ia masih
merindukan suaminya. Maka dari itu, ia memutuskan untuk tinggal di bulan,
tempat terdekat dengan bumi, agar senantiasa merasa dekat dengan sang suami.
Hou Yi yang
merasa sedih kemudian menimbulkan rasa iba dari seorang dewa. Sang dewa yang
baik hati kemudian mengajarkan Hou Yi bagaimana bertemu dengan Chang E.
Dewa itu
menyuruh Hou Yi untuk membuat kue bulan, dan memanggil nama Chang E terus
menerus saat puncak bulan purnama. Ketika posisi bulan berada paling dekat
dengan bumi, yaitu pada tanggal 15 bulan ke-8, Imlek, Chang E pun turun ke bumi
menjumpai sang kekasih selama sehari dalam setiap tahun.
Festival Kue
Bulan atau Festival Musim Semi, pada awalnya dimaksudkan untuk menyembah Dewi Bulan, yang diyakini dapat memberikan hasil panen yang melimpah ruah bagi para
rakyat.
Namun,
seiring waktu berjalan, makna penyembahan kepada Dewi Bulan telah mengalami
pergeseran. Zaman sekarang, Dewi Bulan dianggap sebagai Dewi Cinta.
Konon
kabarnya, jika sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara, memuja dewi bulan
di malam hari, maka mereka akan diberkati sebagai pasangan yang romantis,
langgeng dan tak terpisahkan.
Oh ya… para
jomblo juga bisa ikutan, jika ingin dapat jodoh bak dewa tampan dan dewi cantik
dari surgawi.
Tertarik?
jangan lupa makan kue bulan sebelum berdoa ya…
SalamAngka™
Rudy Gunawan, B.A., CPS®
Numerolog Pertama di Indonesia –
versi Rekor MURI
Salam angka mr angka 😁
BalasHapusSiap masih kagok nih pake fitur secangkirkopi.. hahahaha
HapusAmpun, Pak Rudy. Hehehe
BalasHapusSaatnya dewi bulan menghampiri Ozy 🤣
HapusWaaah... Terima kasih untuk artikelnya Pak. Bermanfaat👍
BalasHapusSalam angka☺️🙏
Siap Bro... lebih dari heppi bisa bergabung disini
BalasHapus👏👏🙏
HapusMenunggu cerita-cerita yang lain. Asyik membacanya.
BalasHapusSayangnya purnama kali ini tidak sempat lihat Chang E.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTernyata ada ceritanya di balik kue bulan yaa...baru tau... 👍🏻
BalasHapus