Kata-kata Elandre (Bagian Dua)
tiang pancang bergoyang
tanahnya belah berkata ingin
kemarilah
kembalilah…
Awalnya Vanitha merasa biasa saja saat Dre menyampaikan potongan kalimat mirip puisi. Vanitha tak mengerti artinya meskipun ia menyukai pelajaran bahasa. Saat itu mereka masih duduk di kelas satu SMA.
Rencananya Vanitha bahkan ingin masuk jurusan bahasa tapi, hanya ada dua jurusan yang tersedia di sekolahnya. Akhirnya Vanitha masuk jurusan IPS yang terasa lebih dekat dengan bahasa.
Kata-kata itu baru Vanitha tahu artinya setelah Uwak Jargonde pergi untuk selamanya. Uwak pergi ketika Vinita masih berumur enambelas tahun. Pantas Elandre mengucapkannya begitu lirih dan terdengar memedihkan hati.
Bagi Vinitha, Elandre adalah lelaki super romantis. Kata-kata Elandre bisa membuat Vinitha tak bisa tidur berhari-hari. Selain bahasa lisannya yang puitis sikap Elandre juga lembut dan menyenangkan.
ia menangis agar bumi menghijau
padi-padi menguning
perempuanku adalah langit
ia menampung dedoa
dan menebarkan harapan
untuk sesama
Vanitha masih ingat, rasanya semua perempuan di SMA Kruena 1 yang kenal dengan Elandre, mengharapkan lelaki itu mau jadi pacar mereka.
Vanitha kerap cemburu bila Elandre sedang berbincang dengan salah seorang dari mereka, tapi perasaan itu Vanitha tutup rapat-rapat. Ia tak ingin Dre merasa terusik dengan perasaan cinta.
Persahabatan bisa lekas usang bila ada rasa cinta yang terselip. Ya, seperti saat ini. Memandangi Dre bicara dengan Melany gadis kemayu yang memang jelita membuat hatinya panas dingin. Padahal Vanitha tahu persis Melany memang menyukai Dre tapi Dre bersikap acuh saja.
“Kau menyukai Melany, Dre?”
Siang itu perasaan Vanitha tak karuan, ia ingin memastikan bahwa Elandre tak terlibat apapun dengan Melany.
“Adakah yang tak suka padanya?” tanya Elandre menggoda Vanitha.
Matanya menatap penuh selidik sedangkan bibirnya tersenyum simpul. Lengkung alis mata Dre nampak bertautan. Ah, Dre terlihat makin tampan.
Vanitha yakin wajahnya memerah saat itu. Tak tahan akhirnya dicubitnya lengan Dre yang kekar hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Elandre mengaduh, “Aduh, sakit Van! Tambah nih yang kiri biar seimbang.”
“Bisa juga seorang Vanitha cemburu, ya?” lanjutnya mengedipkan mata berusaha menggoda kesabaran Vanitha.
“Elandre, Kamu tuh, ya!” seru Vanitha tertahan. Dari arah kantin Melany menghampiri mereka dan memotong canda hangat yang singkat.
“Maaf, Aku hanya mau mengembalikan pena Kamu yang tertinggal, Dre.” Melani melengos pergi tanpa berusaha berbasa-basi lagi.
“Hey, Melany kok buru-buru? Terima kasih, Cantik!” Elandre berusaha meredam permusuhan antara dua wanita yang sama-sama ia sukai.
“Ayolah Dewi Vanitha jelita, jangan bermuram durja begitu melihat Melany. Ia hanya berusaha menarik perhatian. Diantara kami tak ada apa-apa, kok!”
“Hem, gombal!” tukas Vanitha sembari mendelikkan mata tapi hatinya kini jauh lebih lega.
Rasa panas dingin di dadanya lenyap seketika. Ia ingin melihat Elandre bahagia, dengan siapa pun yang kelak ia pilih, itu pasti pilihan dari hatinya yang tulus.
Setelah kejadian itu Elandre tak pernah terlihat berbicara berdekatan dengan perempuan manapun. Hanya dengan Vanitha ia masih mengobrol tanpa jarak. Terlihat akrab.
Semua orang bahkan menyangka Elandre adalah kekasihnya. Itulah Elandre begitu menjaga perasaan Vanitha dengan sempurna.
Elandre bahkan bersenandung, menyanyikan potongan lagu lama Chrisye dengan merdunya.
satu SMA belum pantas tuk begitu-begini…
Anak sekolah….
Datang kembali dua atau tiga tahun lagi.
Semua kenangan tentang Elandre tersimpan utuh di benak Vanitha meskipun sepuluh tahun telah berlalu.
Ucapan terakhir Elandre masih jelas dalam ingatan Vanitha dalam percakapan paling panjang lewat gawai setelah mereka berpisah.
Dunia sebentar lagi runtuh, menjadi puing-puing seperti isi hatimu saat ini.
Setamat SMA, Vinitha masuk kuliah dan Elandre direkrut oleh Badan Rahasia Negara. Hatinya hancur berkeping-keping terpisah dari Elandre. Keluarga Mama Vinitha bersikeras agar ia dan sang mama pindah ke Bandung. Elandre memang sengaja mengabadikan dirinya untuk negara, ia harus menyimpan semuanya yang diketahui untuk kebaikan banyak orang.
Elandre benar-benar menyembunyikan keberadaannya selama beberapa bulan. Sebelum kecelakaan yang menimpanya yang pernah ia ramalkan saat di kelas dua SMA.
Aku akan pergi jauh, tembok penghalang antara duniaku dan duniamu telah tersusun. Jalinannya tiada terlihat mata. Aku merasakan tubuh ini tertancap besi dalam amukan badai tanpa henti.
Untukmu Melati
Usahlah menangis melatiku
tetaplah mewangi jiwamu
izinkan kepergianku
penopang utuhnya dunia
utuhlah kasihmu padaNya
jalinlah cintamu hanya untukNya
ingatlah aku dalam sergapan doamu
Vanitha masih menyimpan bait puisi ini dalam file yang ia beri nama Cinta Sejati.
Deretan kata-kata ajaib Elandre satu demi satu bermunculan. Di usianya yang hampir beranjak ke kepala tiga, Vinitha tak berniat untuk menikah. Takkan ada yang sanggup menggantikan Elandre di hatinya.
Bukan Elandre namanya kalau ia juga tak meramalkan tentang hubungannya dengan seorang lelaki yang kelak akan ia nikahi. Katanya lelaki itu nama depannya berhuruf vokal seperti namanya juga Elandre Andromeda. Ah, tapi itu tak mungkin.
Tak ada yang setara denganmu. Lelaki yang bernama Ozzie Alandycz memang berusaha mendekatiku tapi bagaimana caranya dirinya bisa merengkuh hati ini?
Bersambung
Woww cetar tulisannya
BalasHapusWah, langsung dibaca Bu Dinni... Terima kasih 🙏
HapusSelalu keren dan romantis ceritanya🙄☺️👍
BalasHapusDi tunggu lanjutannya Mbak..
Mungkin belum jadi besok, tapi secepatnya diusahakan... Terima kasih Pak War1919
BalasHapusAda Chrisye, mantap!
BalasHapusHehehe... Iyan nih... Lagunya pas banget Bu Yana...
HapusSip
BalasHapusAsyik dong 😁
HapusMantapz mbak..
BalasHapusTerima kasih Mbak Widz...
BalasHapus