Hilang
Kutanya pawana kau dimana, kutanya air, awan, belalang, dan semua kepala manusia menggeleng kencang.
Kau menghilang seperti jembalang. Padahal kau telah memaklumatkan cinta sampai ke laut paling dalam, tempat kau ukir kalam bertuliskan rindu dendam.
![]() |
istockphoto |
Aku hampiri telaga tirta kala dahaga, tapi tericip air rasa duri. Aku sambangi ladang nyamikan tapi hanya rasa sekam yang aku makan. Kau tetap menghilang.
Bila lelah istirahatlah, jangan sampai erakmu terserak. Jika gundah pulanglah ke rumah indah tempat geta cinta bertahta.
Boleh kau hindarkan aku. Tapi jangan kau menghilang, aku akan musnah berkalang tanah. Tak perlu kau senyum, cukuplah jiwamu datang dan mencium sanda lalu aku akan mengerawang, asal kau jangan menghilang.
Dan aku tak mampu berkata-kata lagi membaca untaian demi untaiam kata Dewi cinta yang membacakan puisi cinta milik Rumi sang pujangga cinta sejati🙄😂🙏
BalasHapusNah itu Mas Warsa lg berpuisi indah 😄🤭
HapusWaduuh.. masak sih itu sebuah puisi🙄😂🙏
HapusKeren mbak Yana...
BalasHapusBanyak kosakata barunya juga...
Ttd.
Peri gigi
Makasih, Bu Peri yg baik hati dan tdk sombong 🤭😘
HapusBagus, Yana.
BalasHapusThank you sudah mampir, Mas Gandi 🙏
HapusWuiiih mantap
BalasHapusAsiikk! 😄
HapusAku kehilangan mbak Yana �� pantasan ada di sini minum kopi
BalasHapusLhaa, ini Pak Katedra yg di K? Wah ketemu lg kita, Pak 😄
Hapus🙄 whuahahaha.. pada ketemu disini rupanya😂🙏
HapusAjarin dunk bikin puisi..
BalasHapusAku jg baru belajar 😅😅
HapusNgeri bin cadas banget diksi Bu Yana. air rasa duri.
BalasHapusKeren Bu :-)
Kan ngikutin Pak Guru Ozy 🤭✌️
HapusKeren banget Mba Yana
BalasHapusJauh kalah keren dibanding bkinan Mbak Erina 😊
Hapus