AGAMA dan TUHAN dalam Numerologi
Sebagai
seorang Numerolog, sudah sering aku dipanggil dengan kata “Suhu”, yang berarti
seseorang yang memiliki “ilmu yang berbeda” dan pantas ditakuti. Biasa aja!
Hal ini aku
dapatkan jika sedang membaca Struktur Numerologi seseorang yang mewakili karakter
dirinya. Biasa aja!
Namun, banyak
juga yang tidak mengetahui, selain Suhu, aku juga sering disebut dengan julukan
“Wong Gendeng”, atau bahasa pertiwinya adalah orang gila.
Hal ini aku dapatkan
jika sedang mengulik energi angka yang dibentuk dari kata ataupun kalimat dengan
terlebih dahulu mengonversinya kedalam bentuk angka.
Nah, pada
tulisan kali ini, aku akan membahas keilmuan yang disebut dengan filosofi angka
melalui kata atau susunan kata. Bukan dengan kapasitas sebagai seorang
Numerolog, tapi sebagai mahluk yang sebentar lagi akan mengisi Rumah Sakit
Jiwa.
Jika ada yang
merasa tidak senang dengan tulisan ini, maka aku pastikan bahwa orang gila akan
bebas dari tuntutan hukum, dan pihak Mimin tidak perlu repot-repot menghapus
tulisan ini.
AGAMA.
Apa sih agama
itu? Menurut KBBI agama adalah “ajaran, sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.”
Setuju!
Dengan demikian maka agama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan Yang Mahakuasa
dari berbagai sisi, termasuk tulisan ini.
Nah, sebagai
seorang Numerolog, maka saya akan mendefinisikan agama dari sisi ilmu angka.
Mari kita mulai dengan mengonversi kata demi kata menjadi angka dengan tabel
Pythagoras dan menjumlahkannya, hingga menghasilkan satu angka saja.
A.G.A.M.A
=1.7.1.4.1 =14 =5.
Agama
diwakili oleh angka 5 yang berasal dari 14. Dalam Numerologi angka 14 adalah
salah satu dari Angka Hutang Karma 13,14,16 dan 19.
Angka Hutang
Karma ditulis dengan menggunakan “/” sebagai hasil penjumlahan dari kedua angka
pertama (14/5 karena 1+4 =5), (16/7 karena 1+6 =7)
Angka Hutang Karma dalam Numerologi adalah angka dengan energi negatif yang berlebihan, dengan penjelasan;
- 13/4 = The Most Unstructure Number (Angka yang Paling Tidak Terstruktur
- 14/5 = The Most Impulisve Number (Angka yang Paling Impulsif)
- 16/7 = The Most Peculiar Number (Angka yang Paling Unik)
- 19/1 = The Highest Ego Number (Angka yang Paling Egois)
Nah, apa sih
makna 14/5 dari energi kata Agama itu sendiri.
Pertama,
angka 5 yang memiliki posisi di tengah-tengah angka (1,2,3,4,5,6,7,8,9)
memiliki makna Kebebasan. Nah kata Agama, bisa saja berarti siapapun bebas
memilihnya… Keren!
Kedua, angka
5 memiliki makna Keragaman, karena berada sebagai penyeimbang diantara dua
kelompok angka, yaitu 1,2,3,4 sebagai kelompok satu, dan 6,7,8,9 sebagai
kelompok kedua. Nah, kata Agama, bisa saja berarti di Indonsia, keragaman agama
diakui… Keren!
Ketiga, angka
5 memiliki makna perubahan, nah bukannya Agama mengajarkan kepada kita bahwa
hidup adalah perubahan?... Keren!
Namun
sayangnya, kata Agama juga mengandung unsur Angka Hutang Karma, maka sedikit
banyak menimbulkan energi yang mengganggu (distraction energy), pada kemurnian
angka 5.
Sebagai
akibatnya…
Angka 5 yang
mengandung makna kebebasan, dianggap sebagai sebuah kebebasan berbicara dan
bertindak sesuai dengan keinginan diri, tanpa memedulikan etika ataupun perasaan
orang lain.
Ayat-ayat pada
kitab yang dikutip, diterjemahkan dengan bebas sesuai dengan isi hati, untuk
kepentingan diri sendiri. Bukan dengan nalar berlogika, yang mengutamakan
manfaat hidup orang banyak.
Angka 5 yang
memiliki pesan keragaman, dianggap sebagai sebuah perbedaan yang harus dipermasalahkan.
Simbolisasi agama yang seharusnya terwakili, menjadi panji-panji yang harus
dilindungi dari mereka yang dianggap kafir.
Agama yang
mengajarkan toleransi, dianggap sebagai upaya untuk melemahkan iman yang harus
diberantas. Bukan sebagai sebuah penghormatan terhadap ajaran suci dari Sang
Pencipta.
Angka 5 yang
mewakili perubahan, dianggap sebagai sesuatu yang harus berubah. Caranya adalah
dengan memaksakan kehendak yang disertai ancaman. Jika ingin mati di Surga,
tidak ada salahnya mencoba Neraka di dunia.
TUHAN.
Nah, sekali
lagi karena Agama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan Yang Mahakuasa,
bagaimana dengan kata TUHAN dari sisi Numerologi?
T.U.H.A.N
=2.3.8.1.5 =19 =1
Memiliki
angka 19, yang tidak lain adalah golongan Angka Hutang Karma yang berjulukan
“The Highest Ego Number (Angka yang Paling Egois)”
Angka 1 yang
seharusnya menunjukkan ke-ESA-an-Nya, sering dianggap sebagai Tuhan yang egois.
Angka 1 yang
seharusnya mewakili ke-MANDIRIAN-an-Nya, sudah lazim disalah gunakan sebagai
Tuhan yang tidak peduli.
Angka 1 yang
seharusnya melambangkan ke-UTAMAAN-an-Nya, sudah berulang kali disangkakan
sebagai Tuhan yang diktator.
Lantas bagaimana
kita harus menyikapinya?
Dalam Ilmu
Numerologi, kata yang dianalisis dalam sebuah bahasa tertentu mengandung energi
yang dimaknai oleh penggunanya (masyarakat). Penulis tidak bermaksud mengatakan
bahwa energi Agama dan Tuhan dalam bahasa Indonesia mengandung arti yang negatif.
Kemunculan “distraction
energy” pada kemurnian angka 5, mewakili bagaimana energi positif dan negatif
menjadi sebuah kenyataan yang tak terpisahkan.
Tidak perlu terlalu
melebih-lebihkan, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki hak untuk menilai
Agama dan Tuhan.
Mari kita menilik
bagaimana energi kata dari bahasa Inggris yang mengartikan Agama (Religion) dan
Tuhan (God).
R.E.L.I.G.I.O.N
=9.5.3.9.7.9.6.5 =53 =8.
G.O.D =7.6.4
=17 =8
Nah,
ternyata, kedua kata dalam bahasa Inggris memiliki frekwensi yang sama, yaitu
Angka 8.
Makna Energi
Angka 8.
Merupakan
energi yang Tidak Terbatas, merupakan energi yang Agung, dan merupakan energi
yang Tak Terbendung. Energi ini diwakili oleh sifat Infiniti pada bentuknya.
Dengan
demikian, jika kita melihat Agama dan Tuhan sebagai sebuah energi yang sama dan
Tak Terbendung, maka, seharusnya agama tidak perlu lagi diperdebatkan, karena
itu adalah sesuatu yang tanpa akhir.
Begitu pula
halnya dengan FAITH (iman), TRUST (percaya), CREATOR (sang pencipta), RIGHT (kebenaran),
LEGACY (warisan), KARMA, bahkan ATHEIS pun memiliki energi 8.
Tulisan ini
hanya perlu disikapi dengan dua hal, Pertama anggaplah bahwa penulisnya adalah wong
gendeng yang suka mengulik kata dengan maksud yang tidak bermakna.
Kedua,
memahami bahwa energi pada setiap kata itu ada dan memiliki makna filosofis
yang dalam.
Lantas,
apakah kata AGAMA dan TUHAN harus dirubah agar kedamaian kembali terjadi? Tidak
perlu, cukup dengan menyadari bahwa AGAMA dan TUHAN adalah sesuatu yang Tidak
Perlu Diperdebatkan.
SalamAngka™
Rudy Gunawan, B.A., CPS®
Numerolog Pertama di Indonesia –
versi Rekor MURI
Keren Pak! Bermanfaat☺️👍
BalasHapusMantap
BalasHapusKeren
BalasHapusSiiiip
BalasHapusPenulis boleh gendeng, yang jelas saya setuju dengan ini
BalasHapusAGAMA dan TUHAN adalah sesuatu yang Tidak Perlu Diperdebatkan.
Keren selalu artikelnya ..