Senja dan Secangkir Kopi
Di saat aku tengah duduk sendirian, senja ini angin kembali menggugurkan dedaunan. Dan seperti biasa, aku masih terdiam, di tempat ini di dalam sepi dan kerinduan.
Di antara daun-daun yang berguguran, kembali kutanya pada Secangkir Kopi dihadapanku."Benarkah Ia masih ada untukku?"
Di antara hembusan angin yang mempermainkan penutup aurat tubuhku, kembali kutatap Secangkir Kopi dihadapanku, berharap ada satu jawaban disitu
Di antara Meja dan Kursi yang mulai berdebu. Meja dan Kursi yang dahulu pernah menyatukan engkau dan aku, di tempat ini aku masih terdiam, menatap Secangkir Kopi yang kehangatannya dulu pernah kita reguk bersama-sama di ujung waktu.
Di suatu senja yang kelabu, kembali kutatap barisan Meja dan Kursi yang dahulu pernah menyambut kehadiranku bersamamu, di tempat ini, tempat dimana aku dan engkau dulu pernah berjanji untuk kembali bertemu.
Di suatu senja yang kelabu, kembali kutanya barisan Meja, Kursi dan daun-daun yang berguguran."Apakah kalian tau dimana Lelaki di ujung waktu?"
Tetapi, di suatu senja yang kelabu, Meja, Kursi dan daun-daun yang berguguran itu hanya menatap pilu ke arahku.
Menatap pilu pada seorang Wanita yang saat ini tengah duduk sendirian, terdiam dalam sepi dan kerinduan. Kerinduan yang begitu mendalam kepada seorang Lelaki yang pernah mereguk kehangatan Secangkir Kopi bersamanya di ujung waktu.
Haloo mba Ria😀
BalasHapusHalo juga mbak Apriani..
HapusKopi dan senja yg sendu...
BalasHapusWelcome di sKB mbak Ria....
Terima kasih mbak Dewi..
HapusKeren mba Ria
BalasHapusTerima kasih mbak...
HapusKeren.. Masuk antara ilustrasi gambar dengan puisinya☺️👍
BalasHapusHehehe... Terima kasih Mas..
Hapus