Dermaga Pukul Sembilan
DERMAGA PUKUL SEMBILAN
_____________
Anggraeni, di bibir malam, aku duduk membelakangi bulan.
Canda kecil yang kau tuang,
Terlihat membungkuk tua di ceritamu.
Bagimu berteman dekat adalah rindu.
Hingga langkahmu menangis memeluk debu jalanan.
Saat bintang tak lagi kembali ke dasar mimpimu.
Anggraeni, sepoi suaramu, pelan berayun.
Beberapa nada berantakan ketika sudah setengah waktu kering di matamu.
Dan lagumu terlihat berat memungut lambaiku.
Petikan candamu pun sayup di ayu kitabku.
Denting helai rambutmu yang memetik tiupan belaiku
Adalah titik piano tanpa tuts hitam kopiku.
Dan putihnyapun tak lagi terbang di dada langitku, Anggraeni..
Kediri, 27 September 2020
Buah Karya: Le Putra Marsyah
Keren Mas☺️👍
BalasHapusMakasih pak. Heheheh
HapusMerdu bang😊
BalasHapusMakasih mas Guru. Hehehe
HapusWah anggerini
BalasHapusAnggraeni yang malang rasanya saat membaca ini... Atau Le yang malang ya... Hemm...
BalasHapusCantik Anggraeni
BalasHapusOh Anggraeni..
BalasHapus