Romantisme Cinta Terlarang
Pagi ini merah jambu. Di tempat biasa aku menunggu. Aku peragu, kau malu-malu. Tapi mata kita bersitatap menggebu-gebu
Siang adalah tualang. Juga tempat bersembunyi paling aman. Kita pun bergelap-gelap dalam terang
Senja memang terkesan muram. Tapi bukan jelang tutup adegan. Ini adalah isyarat mengurai cinta yang berkelindan
Malam adalah tempat berterang-terang dalam gelap. Menumpahkan gelombang yang sedari tadi mampat. "Huh, dasar lelaki!"
Ini penghianatan, katamu
Kau merapikan rambut, bersiap menemui suamimu. Aku mereka-reka sebuah alasan untuk istriku
Kita sudahi
Tapi di tengah jalan pulang, sebuah pesan bergetar, "Esok kutunggu di tempat biasa!"
Cilegon, 2019
Catatan.
Puisi ini pernah tayang di Kompasiana.
Ck...ck..ck... nganu yang di tikungan
BalasHapus😀😀😉
HapusWaah ini baru asli di tikungan nih🙄😂🙏
BalasHapusWadaow
HapusUhuyyyyyy
BalasHapusIhiyyyy
HapusYang nulis ini pasti preman tikungan.. 🤣
BalasHapusNgumpet, ah, biar nggak ketahuan...
HapusWaoo ada tikungan
BalasHapus😀😀😀
Hapus