Cerita tentang Kepergian
Aku masih ingat, seminggu yang lalu kau meninggalkan tawa di beranda. "Aku akan selalu menjemput matahari," katamu. Juga menunggu hujan, gerimis pun jadi. Kau selalu yakin, di ujung perjalanan akan terbentuk pelangi
Rasanya baru kemarin, pecahan cerita saat di kantin kampus, mi instan: makanan paling enak di dunia versi anak kos. Cowok, cinta, patah hati, dan kita terbahak sesudahnya
Skripsi yang ditolak, dosen konyol yang kita sumpahi agar cepat masuk neraka. Keharuan
Keharuan saat kita memakai toga
Dan kita memasuki dunia kerja. Sebentar
Sebentar
Jam dua dini hari, koak burung gagak melompat dari layar hape
Tentangmu, sebuah ujung perjalanan. Telah sampai
***
Cilegon, Juni 2020
Catatan.
Kutulis untuk nakdisku, yang kehilangan sahabatnya, 5 Juni 2020; jam 02:00.
Ikut menyimak puisi indah ini☺️👍
BalasHapusTerima kasih Mas Warkasa.
HapusTurut berduka ayah🙏 salam untuk nakdis ayah
BalasHapusTerima kasih Mbak Dinni.
HapusTurut menyampaikan dukacita yang mendalam
BalasHapusTerima kasih Mas Budi.
Hapus