Pasak Cinta untuk Sang Drakula (Bagian Terakhir)
![]() |
pexels.com |
Sania
membetulkan letak pantatnya. Bangku
ruang tunggu stasiun ini keras sekali. Dingin
dan menjebak pantat dalam ketidaknyamanan.
Mungkin memang disengaja. Supaya
stasiun tidak menjadi tempat nongkrong anak-anak muda yang mencari wifi. Sania mengikik dalam hati.
Gadis ini
sedang menunggu kereta. Mudik ke kampung
halaman. Ujian semesteran sudah
selesai. Saatnya bersantai di
rumah. Menikmati masakan ibunda di
rumah. Bermalas-malasan. Bangun siang.
Tidur sore. Sania mengira-ngira
berapa kilogram nanti tambah berat badannya saat kembali ke kota.
Sania
membetulkan pikirannya. Bersantai? Tidak
juga. Dia mau bilang sesuatu yang sangat
penting kepada kedua orangtuanya.
Sesuatu yang mungkin nanti akan membuat heboh seisi rumah. Sania mulai merangkai kalimat-kalimat apa nanti
yang akan keluar dari keluarganya;
“Apa?!” Ini
suara ayahnya. Kaget.
“Itu tidak
mungkin cah ayu. Apa iya ada yang
seperti itu?” Ini kalimat lembut ibunya.
Seperti biasa.
“Mbak Sania
gila ya? Kenapa ngga sekalian kawin sama
genderuwo saja. Lebih keren. Metal!” Ini tanggapan tengil adik tersayangnya,
Srikandi.
Sania
tersenyum kecut.
-----
Seminggu
sebelum keberangkatannya. Terjadilah
pertemuan itu. Sania duduk
berhadap-hadapan dengan Vlad di sebuah cafe khusus kopi. Dalam hati sebetulnya Sania
terheran-heran. Kenapa drakula memilih
tempat bertemu di kedai kopi? Kenapa
tidak di bank darah atau tempat pemotongan hewan? Bukankah drakula hanya minum darah dan tidak
ngopi?
Dan
jawabannya ada di depan Sania. Vlad
dengan mata terpejam menikmati setiap seruput kopi arabika tanpa gula yang
dipesannya. Syukurlah aku tidak
mengusulkan di 2 tempat yang ada dalam pikiranku tadi. Sania membatin. Kalau di sana apa yang harus kuminum. Dia enak-enakan minum minuman kesukaannya
sementara aku hanya bisa membaui amisnya.
“Baru kali
ini aku menyaksikan drakula minum kopi Vlad.
Aku pikir kau hanya minum darah atau sejenisnya saja. Bukankah dalam buku cerita seperti itu?” Sania tidak bisa menahan diri untuk tidak
bertanya setelah melihat Vlad memesan kopi keduanya. Dia saja belum habis.
Vlad tersenyum. Memamerkan deretan gigi putih
cemerlangnya. Tanpa taring tentu saja,”
buku ceritamu perlu direvisi princess.” Sudah beberapa kali Vlad memanggilnya princess. Sania tidak keberatan. Dia merasa itu panggilan untuk mengoloknya
saja. Panggilan jahil. Dia akan membalasnya nanti. Hmm, kutu
kupret rasanya tepat. Bukankah kutu kupret makannya darah?
“Kopi
diperlukan oleh drakula untuk mengerem hormon kebuasan. Kafein dalam kopi bisa mengontrol keinginan
untuk selalu minum darah setiap saat. Apalagi
drakula hanya dibatasi memangsa sebulan sekali saja. Sebenarnya itu tidak cukup. Cuma bisa
mengenyangkan selama setengah bulan saja.
Sisanya kami kelaparan,” Vlad menjelaskan panjang lebar.
Kejutan
lain. Vlad memesan juga cemilan! Sania sampai lupa menutup mulutnya yang
menganga lebar. Vlad memesan dim sum!
5 porsi sekaligus dan hanya 1 macam.
Ceker!
“Itu untukku
atau untukmu Vlad? Aku tidak suka dim sum
ceker tahu?” Sania tidak bisa menahan mulutnya untuk bertanya.
“Untukku
tentu saja. Aku suka ceker sebagai
cemilan. Dalam ilmu medis drakula, ceker
membuat tubuh kami jauh lebih ringan dalam melayang. Sayap crispy juga,” Vlad menyahut.
Sania
menutup mulutnya yang masih menganga.
Sepertinya dia harus banyak belajar ilmu medis drakula. Supaya dia tahu nanti menyediakan masakan apa
jika mereka sudah berumah tangga. Eiitt,
gila! Kenapa ujug-ujug ada kalimat berumah tangga? Sekarang saja dia tidak tahu Vlad mau ngomong
apa sampai mengirim pesan “sangat penting” untuk ketemu.
“Begini princess. Aku tidak tahu harus memulai dari mana. Tapi yang jelas aku harus menyampaikan sebuah
kesimpulan kepadamu. Aku mencintaimu,”
Vlad menunduk setelah mengucapkan kalimat itu.
Tidak berani menatap mata lincah Sania.
Sania
tertegun sejenak. Bukan karena
keterusterangan Vlad. Tapi geli melihat
Vlad malu-malu. Drakula kok pemalu?
“Aku...Aku
sekaligus melamarmu untuk menjadi istriku,” Vlad menggerakkan tangannya ke
udara. Terdengar cicit riuh di angkasa
di depan mereka. Cafe ini terletak di rooftop sehingga tidak terhalang apapun
untuk melihat udara bebas. Sania
menyaksikan dengan mata terbelalak melihat pemandangan di depannya. Puluhan kelelawar terbang teratur. Mencengkeram spanduk di kaki mereka. Berhenti persis di hadapan mereka sehingga
spanduk itu bisa terbaca dengan jelas;
Sania, maukah kau menjadi istriku? -Vlad-
Romantis
sekali! Dan aneh sekali! Sania hampir
terkekeh. Tapi kasihan melihat Vlad
menunduk lagi untuk kedua kalinya.
Dipegangnya tangan Vlad yang.....hangat!
hah? Kok tangan drakula hangat sih?
Aku benar-benar harus belajar keras tentang drakula. Pikir Sania bingung.
“Aku akan
mengatakan iya kalau kau tidak menunduk terus Vlad,” Sania menjawab sedikit
menggoda. Vlad mengangkat wajahnya. Girang bukan kepalang. Berdiri dari duduknya dan....terbang! Berputar-putar di udara. Jungkir balik dan segala macam gerakan
akrobatik lainnya.
Sania dengan
gelisah menengok ke kanan kiri. Khawatir
kalau ada yang menyaksikan kejadian aneh dan langka itu. Syukurlah tidak ada. Para pengunjung yang lain, yang juga
berpasang-pasangan sepertinya sedang melalui hal yang sama. Menyatakan perasaan cinta sehingga tidak
peduli dengan keadaan di sekelilingnya.
Setelah Vlad
mendarat kembali dan duduk di hadapannya, Sania mengajaknya berbincang dengan
serius. Mengatakan bahwa Vlad harus
datang ke rumah dan melamar ke kedua orangtuanya. Menyiapkan acara pernikahan. Akad lalu resepsi. Vlad lagi-lagi hanya tersenyum. Itu mudah katanya. Aku akan mengikuti setiap adat manusia. Aku tidak peduli seberapapun beratnya.
Sania
bahagia melihat tekad Vlad yang luar biasa membaja.
Selanjutnya
Vlad memberitahu Sania bahwa dia tidak memberitahu siapapun di kalangan drakula
mengenai rencana pernikahannya ini.
Untuk menjaga keselamatanmu princess. Begitu katanya. Kita nanti akan tinggal di sebuah daerah yang
terbebas dari drakula.
“Dimana?”
Desak Sania.
Ada beberapa
tempat yang terbebas dari jangkauan drakula, jawaban Vlad membuat Sania
lagi-lagi ternganga. Seputaran Mekah,
Vatikan atau Yerusalem. Tempat-tempat
suci itu tidak bisa dimasuki oleh komunitas drakula. Mereka akan aman membangun biduk rumah tangga
di sana.
Sania
mengangguk mengerti. Membangun tekadnya
juga. Sekaligus bergembira. Sudah lama dia ingin umrah dan naik haji. Kalau mereka nanti tinggal di Mekkah, mudah
saja bagi ibu, bapak dan keluarganya untuk naik haji.
“Loh! Bukankah kamu juga tidak bisa masuk ke
tempat-tempat itu Vlad?” Sania hampir
lupa menanyakan hal ini saking antusiasnya.
Vlad
menjelaskan bahwa dia sudah menemukan cara agar dia bisa masuk tempat-tempat
itu. Syaratnya adalah dia tidak lagi
memangsa manusia. Cukup darah hewan
saja. Itu sangat berat. Bahkan bisa mematikan jika tidak kuat. Tapi aku akan berjuang demi cinta kita. Penjelasan Vlad membuat Sania terharu bukan
main.
“Terus siapa
yang akan memangsa para penjahat di negeriku ini Vlad, kalau kamu tidak ada, para koruptor dan
penjahat itu akan semakin leluasa. Kamu
tahu, aksimu memangsa mereka telah sedikit banyak mengurangi korupsi di negeri
yang aku cintai ini,” kembali sebuah pertanyaan penting.
“Jangan
khawatir princess. Beberapa saat terakhir ini aku sudah
membentuk sebuah organisasi yang bernama Kaukus Khusus Pengganyang Mangsa
Terbaik. Dan ini sudah disahkan oleh
Dewan Tertinggi Drakula. Gerakan
memangsa Mangsa Terbaik ini akan semakin masif dan intensif. Aku janji, korupsi dan kejahatan di negerimu
ini akan berkurang drastis.” Sania lega
setelah mendengar ini.
-----
Dan di
sinilah dia sekarang. Menunggu kereta
pulang ke kampung halaman. Hendak
menyampaikan kepada kedua orangtuanya tentang rencana lamaran Vlad. Berikut agenda pernikahan mereka nantinya.
Sania tahu
tantangannya sangat besar. Mungkin dia
bisa meyakinkan keluarganya dan melalui semua prosesi dengan lancar. Tapi, seperti apa kelak anak-anaknya? Drakula atau manusia?
Sania
menepis semua keraguan. Dia telah
menusukkan pasak cinta ke jantung drakula itu.
Dia harus bertanggung jawab.
Apapun yang terjadi. Demi cinta
yang ajaib, aneh dan gila ini.
-----
Jakarta, 19
Juni 2018
Tamat
Waah.. ini cerita gila tapi sangat menarik untuk di baca. Keren mas☺️👍
BalasHapushehehehhehe
HapusKeren, jenaka juga. Akhir yang melegakan
BalasHapusaseeekkk
HapusWaaah... ini keren.. gila! 👍🏻
BalasHapusxixixi....
Hapus