Karir Seret? Bisa Disebabkan Biasa Kerja Job Order
![]() |
Gambar oleh sigre dari pixabay.com
|
Istilah
ini digunakan dalam akuntansi, yakni sistem kalkulasi komponen biaya berkenaan
dengan barang yang dipesan oleh pelanggan (job order costing) di dalam proses
produksi atau pabrikasi. Kemudian istilah tersebut disematkan kepada karyawan
perusahaan atau instansi yang hanya terpaku pada instruksi atasan secara
mekanis, tanpa upaya positif untuk pengembangan diri.
Karyawan
model job order: datang pagi, absen, melakukan rutinitas sesuai deskripsi pekerjaan
dan atas arahan atasan, istirahat, kembali bekerja atau mengisi waktu luang
dengan ngopi, kongkow-kongkow, baca koran bahkan tidur siang menjelang jam
kepulangan.
Tidak
ada yang salah sih. Namun dapat dibayangkan, berapa banyak waktu luang selama jam
kerja telah disia-siakan? Berapa waktu tidak produktif diabaikan, sementara
perusahaan dan instansi membayar penuh untuk jam kerja tersebut?
Bila
perilaku bekerja itu terus menerus berlangsung, maka akan timbul kekurangan
semangat dan pada akhirnya, pimpinan akan mengetahui kelemahan tersebut.
Pimpinan perusahaan mana yang mau menyerahkan tanggung jawab lebih besar, dan
jabatan lebih tinggi, kepada karyawan yang bekerja berdasarkan job order saja?
Ia tentunya berharap karyawannya bisa berlaku kreatit dan berinisiatif.
Pada
dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan untuk mengatasi kelemahannya.
Karyawan yang kreatif dan inspiratif adalah orang yang senantiasa menemukan
terobosan-terobosan untuk meningkatkan kualitas pekerjaannya. Ia mampu berkerja
proaktif tanpa menunggu disuruh atasan.
Berbanding
terbalik dengan karyawan job order yang mediocre: hidup dalam rutinitas,
pengeluh yang suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain dan terpuruk
dalam kebiasaan tidak produktif, pegawai unggulan selalu menantang diri sendiri
dengan kebiasaan positif.
Nah,
tipe karyawan unggulan seperti inilah yang dilirik oleh pimpinan untuk kenaikan
jenjang jabatan, bahkan cenderung sukses di luar perusahaannya. Untuk itu perlu
dikembangkan kemampuan-kemampuan pribadi, sebagai berikut:
"Baca juga: Bisnis Kuliner dan Tips Pembeda"
1.
Jujur, Berambisi dan Bekerja dengan Etika
Pekerja keras, jujur, berambisi dan menjunjung tinggi etika
akan menjaga moral perusahaan secara baik. Karyawan dengan kemampuan tersebut
menjadi aset yang akan dipertahankan, juga biasanya diincar oleh perusahaan
lain.
2.
Intelegensia
Kemampuan berhubungan baik dengan karyawan lainnya, baik
secara emosional dan sosial, menjadi tolok ukur reputasi perusahaan.
Intelegensia, terutama secara emosional, menjadi pertimbangan dalam kinerja
karyawan.
3.
Kemampuan Mendengarkan
Karyawan yang secara serius mendengarkan atau menyimak
cenderung cepat menangkap maksud tugas, menyelesaikannya secara seksama dan
efektif. Tidak ada kesan "tidak nyambung" atau salah mengerjakan
perintah atasan.
4.
Kemampuan Menatalaksana
Karyawan dengan kemampuan menata atau mengorganisasi
pekerjaannya menjadi lebih efisien, kendati bukan tipe pemimpin, dapat
meningkatkan produktivitas dan reputasi perusahaan.
5.
Kemampuan Komunikasi
Komunikasi merupakan kunci penting yang berpengaruh terhadap
keberhasilan karyawan. Menulis yang baik dan cara berbicara yang bagus adalah
pertimbangan dalam proses pemilihan karyawan. Kemampuan tersebut, menulis dan
verbal, akan meningkatkan citra perusahaan.
6.
Kemampuan Kepemimpinan
Karyawan yang menunjukkan kualitas kepemimpinan cenderung
direkrut oleh suatu entitas usaha dalam jangka panjang. Ia dipandang memiliki
potensi penggerak dalam perusahaan, mengisi posisi manajerial di masa
mendatang, memimpin tim, melatih anggota tim dan mendorong laju produktivitas.
Dengan
meningkatkan kemampuan di atas, seorang karyawan akan lebih moncer dalam
menapaki tangga karir di suatu perusahaan. Atau mungkin berpeluang mendapatkan
pekerjaan di perusahaan lain dengan renumerasi lebih baik. Kenapa tidak?
Semoga
bermanfaat.
Sangat bermanfaat 😊
BalasHapusTerimakasih Bu
HapusBermanfaat mas. Share donk biar lebih banyak yang baca☺️🙏
BalasHapusTerimakasih
HapusSayangnya seringkali karyawan unggulan kalah jenjang karirnya sama karyawan tipe penjilat.
BalasHapusMantap tulisannya.