Huruf-huruf Menari, Sebaiknya Memang Harus Menari, Sedang Sepatu Hanya Menunggu Tabuhan Gendang
Setiap mimpi selalu punya panggung, dan setiap panggung punya batas-batas mimpi. Bagaimana dengan huruf?
Huruf akan menjadi pemeran utama. Di tangan penyair mabuk huruf bisa menjadi mimpi-mimpi tentang bunga, atau membuat orang menjadi muntah dan bersumpah tak lagi membaca sajak-sajak
Di tangan politisi huruf-huruf dapat membendung sungai, dan melepasnya kembali membanjiri negeri-negeri yang ia kehendaki. Dan ia tak perlu menjadi pandai besi untuk menjadikan huruf-huruf dapat menikam di hulu hati
Di tangan orang yang mengaku ahli agama huruf-huruf dapat menjadi komoditi, ditukar dengan baju baru yang di pundaknya ada nama. Dan siapa tahu nanti dapat mencoba sepatu baru
Sepatu? Sepatu tergugu pilu, dan menunggu huruf mana yang mengajaknya menari. Walaupun ia tahu sebelumnya ada air mata keluar dari luka yang menganga
Panggung memang selalu ada, dan menjadi ajang lomba, tapi kita sering terlupa kalau panggung juga punya akhir cerita
Huruf-huruf menari, sebaiknya memang harus menari. Layar ditutup. Demikianlah
Cilegon, 2019
Catatan. Puisi ini pernah tayang di Kompasiana.
Tak ada huruf untuk sepatu maupun sandal jepit hampir putus
BalasHapusWkwkwk...!
HapusHuruf-huruf biarkan menari dan menyanyi pada bilik hati
BalasHapusMenyimak di kamar mandi atau gubuk cinta
HapusHuruf-huruf menari dan akhirnya layar di tutup🙄😂
BalasHapusKerreeen ayah
BalasHapusPanggung memang selalu ada, dan menjadi ajang lomba, tapi kita sering terlupa kalau panggung juga punya akhir cerita.
BalasHapusAktornya pada pensiun dah!!