Edo
Sumber : www.unsplash.com/Clem Onojeghua
Semua orang menyukai Edo. Sangat tidak mungkin untuk
tidak suka. Laki-laki yang tidak banyak bicara, tetapi pendengar yang baik itu
selalu berusaha menghibur orang yang sedang bersedih.
Dia adalah laki-laki yang sangat baik! Jangankan
mabuk, merokokpun tidak pernah! Pagi-pagi buta ia sudah bangun, membantu ibunya
membereskan rumah, sebelum berangkat kerja.
Pulang kerja, Edo tidak pernah mampir kemana-mana, ia
pasti langsung pulang ke rumah. Hiburan satu-satunya di malam hari adalah
menonton TV. Walau hidupnya terlihat monoton dan tidak menarik sama sekali, Edo
tetap menjalankannya tanpa mengeluh.
Diusia 25 tahun Edo masih belum punya pacar. Menurut
gosip yang tersebar, mencium pipi seorang gadis pun dia belum pernah! Tidak ada
yang tahu kenapa masalahnya. Ganteng sih sebetulnya tidak, tapi di sisi lain
dia juga tidak jelek-jelek amat!
Edo tidak terlalu menarik, tetapi juga tidak
membosankan. Tidak terlalu pintar, tetapi juga tidak bodoh. Tipe lelaki pendiam
dan baik, mungkin itu sebabnya dia kurang mendapat perhatian dari para wanita
karena dia adalah lelaki yang biasa-biasa saja.
****
Suatu hari, Edo mengundang kami semua ke acara pesta
di rumahnya. Aneh. Edo yang pendiam itu tiba-tiba mengadakan pesta? Serius?
Kami sendiri baru sadar, setelah tiba di acara tersebut ternyata itu adalah
pesta perpisahan.
Edo mengumumkan bahwa dia memutuskan untuk membuat
perubahan besar dalam hidupnya. Dia akan meninggalkan kota kecil ini dan pindah
ke kota besar. Tentu saja kami semua tersentak kaget! Good for him!
Walaupun sedih terasa di dada, tapi kami tetap
memberikan semangat untuknya. Edo memang bukan laki-laki yang paling populer di
pergaulan, tetapi jauh di lubuk hati, kami akan sangat kehilangannya.
Setelah kepergiannya aku mencoba untuk tetap
berkomunikasi dengan mengirim beberapa pesan melalui Facebook messenger, tetapi
sepertinya dia tidak pernah online.
*****
Hidup berjalan seperti biasa. Aku semakin sibuk dengan
pekerjaan, apalagi setelah naik jabatan, semakin banyak tanggung jawab yang
harus aku jalani dan menyita waktu.
Lambat laun, semua orang mulai melupakan Edo. Kadang,
kalau lagi kumpul-kumpul, masih ada juga satu-dua yang menanyakan Edo, di mana
dia berada dan bagaimana keadaannya, namun tak satu pun ada yang tahu.
Hingga suatu kali, kami berniat menghubunginya melalui
telpon namun
sayang tak ada yang punya nomor telepon barunya.
Suatu saat, iseng-iseng aku mengirim pesan kepada Edo
lewat Facebook messenger untuk menanyakan bagaimana kabarnya dan apakah ada
berita baru dalam kehidupannya. Betapa terkejutnya aku ketika Edo benar-benar
menjawab.
Edo bilang tak lama setelah tiba di tempat barunya,
dia bertemu dengan seseorang yang menurutnya "seorang gadis yang luar
biasa, sangat luar biasa!!". Namanya Anita dan dia juga bilang kalau
mereka berdua sangat bahagia bersama.
Mula-mula aku sempat kaget mengetahui bahwa Edo
akhirnya berhasil mendapatkan pacar. Dia menyebut kata luar biasa hingga dua
kali, pasti di matanya gadis itu memang sangat luar biasa.
Aku sangat senang akhirnya Edo dapat menemukan gadis
pujaannya. Langsung saja, aku menyebarkan kabar baik ini ke teman-teman lain.
***
Pada suatu tengah malam, tiba-tiba aku terbangun oleh
suara ‘ping’ yang aneh. Pada awalnya, karena sangat lelah, aku cuma berguling dan tak menghiraukan bunyi
itu. Tapi karena tidak berhenti, jadi dengan terpaksa turunlah aku dari tempat
tidur.
Kepalaku terasa sangat pusing dan hampir tidak bisa
membuka mata.
Ketika kulihat telpon genggamku, ya ampuuun ...
ternyata ada sepuluh pesan dari Edo di
Facebookku, semuanya cuma bilang, “Hey! Bangun!"
Kesal rasanya kalau tengah malam hari harus terbangun
gara-gara itu! Tapi terus terang aku juga ingin sekali rasanya ngobrol dengan
dia. Disaat yang bersamaan, aku tiba-tiba mencium bau aneh. Bau gas! Tanpa
buang waktu aku lari ke dapur.
Masya Allah! Ternyata habis masak tadi aku tidak
mematikan kompor gas dengan benar, apinya
memang padam, tapi gas tidak sepenuhnya tertutup. Jadi saat aku tidur,
perlahan-lahan apartemenku dipenuhi dengan gas yang bisa mematikan.
Akupun langsung membuka semua jendela yang ada dan
pintu depan. Kalau saja Edo tidak
membangunkan lewat pesan yang dikirimnya melalui facebook, mungkin aku sudah
mati dalam tidurku!
Setelah gasnya hilang dengan aman, aku langsung
mengirim pesan kepada Edo.
"Edo, terima kasih ya.... baru saja kamu
menyelamatkan hidupku!"
"Ah aku tadi cuma
mau cek and ricek aja kok, kira-kira kamu masih ingat aku nggak,"
tulis Edo, ditambah dengan ikon wajah
tersenyum. Sebelum aku bisa menjelaskan, dia offline lagi. Aku pikir mungkin
karena sudah larut malam, Edo pasti langsung tidur.
Kejadian itu mungkin sudah akan aku lupakan, kalau
bukan karena sesuatu yang terjadi dengan Rio, temanku yang juga teman Edo,
beberapa minggu kemudian.
Dia sedang dalam perjalanan ke sebuah pertemuan penting
dan hendak menyeberang jalan, ketika tiba-tiba dia mendapat pesan dari Edo
melalui Facebook messenger yang cuma bilang "Tunggu sebentar!”
Rio berdiri di trotoar dan mulai membalas pesan Edo,
untuk menanyakan apa yang diinginkannya.
Tiba-tiba, sebuah truk datang menerobos lampu dengan
kecepatan sangat tinggi, melompat ke trotoar dan kemudian menabrak dinding.
Melewati temanku Rio kurang dari setengah meter. Jika saja dia tidak berhenti
untuk membalas pesan Edo, mungkin Rio sudah tewas tertabrak.
Ketika aku mendengar tentang apa yang terjadi pada
Rio, aku langsung mengirim pesan kepada Edo di Facebook dan bertanya kepadanya,
"Eh aku mau tanya serius nih, kamu tuh sebetulnya peramal atau punya
indera ke enam sih?".
Sebagai tanggapan, Edo hanya mengirim beberapa ikon
wajah tersenyum dan tulisan singkat, "Salam dari pacarku Anita ".
****
Di suatu minggu, aku harus pergi ke luar kota untuk
perjalanan bisnis. Karena jaraknya sangat dekat dengan kota di mana Edo
tinggal, aku berniat mampir ke rumahnya.
Aku benar-benar ingin bertemu dengannya, jadi aku mengiriminya pesan di Facebook untuk mencoba
mengatur kapan waktu yang enak bertemu dengannya.
Sayangnya, dia tidak membalas pesanku. Saat turun dari
pesawat, aku mengirim pesan lagi kepadanya, tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku
terus berusaha menghubunginya, hingga akhirnya capek sendiri dan membatalkan
keinginanku bertemu dengannya.
Dua hari kemudian, setelah urusan bisnis selesai, aku
tetap tidak mendengar jawaban dari Edo. Ada sedikit rasa kecewa karena tidak
dapat bertemu dengannya, tapi yaa harus gimana lagi?
Aku pun langsung memesan taksi, berangkat dari hotel
tempatku menginap menuju ke bandara.
Pandanganku tertuju ke luar jendela sepanjang
perjalanan menuju bandara,, tiba-tiba kulihat
seperti sebuah monumen kecil di sisi jalan. Ada beberapa karangan bunga di
sekelilingnya.
Yang menarik perhatianku, di situ terlihat dua foto
terpampang. Satu perempuan dan satunya laki-laki. Dua-duanya terlihat sedang
tersenyum. Aku tidak mengenal wajah perempuan di foto itu. Tapi aku sangat
mengenal wajah yang laki-laki.
Langsung aku berteriak meminta supir taksi untuk
berhenti. Ketika taksi menepi, aku melompat keluar dari mobil dan berlari
mendekati foto yang terpampang di monument itu.
Jantungku berdegup kencang. Setelah dekat, mata ku
berlinang dengan lemas aku berlutut. Ya Tuhan.. ternyata benar dugaanku, itu
adalah foto Edo! Tanpa ku sadari, supir taksi sudah berdiri di sampingku.
"Mbak kenal dengan dia?" Tanyanya.
Aku tidak bisa menjawab. Tenggorokanku terlalu sakit
untuk berbicara.
"Anak muda itu adalah pahlawan sejati," kata
pengemudi taksi sambil membuka topinya.
“Pihak walikota mendirikan monumen ini untuk
menghormatinya. Yang aku dengar dia baru saja tiba di kota ini, ketika dia
melihat seorang gadis diserang oleh seorang penjahat dengan pisau” katanya lagi
sambil menghela nafas.
“Dia kemudian melompat dan mencoba menyelamatkan si
gadis, tetapi sayangnya si penjahat jauh
lebih besar darinya dan berhasil mengalahkan anak muda itu” pengemudi taksi
kemudian menunduk sebelum melanjutkan ceritanya lagi”
“Penjahat itu menikam mereka berdua sampai mati.
Polisi akhirnya berhasil menangkap si penjahat beberapa hari kemudian. Mereka
menemukan rambutnya di tangan anak muda ini. Rupanya ia sempat menjambak rambut
si penjahat itu”
Aku seakan tak percaya dengan apa yang kudengar, tapi
tetap terus mendengarkan cerita pengemudi taksi.
“Polisi berhasil mengidentifikasi lewat hasil DNA
rambutnya. Ternyata penjahat itu adalah pembunuh berantai. Dia telah membunuh
banyak wanita sebelumnya dan dia akan membunuh lebih banyak jika saja anak muda
ini tidak menjambak rambutnya yang memudahkan polisi untuk menangkap penjahat
itu”
Sambil
membersihkan debu di bingkai poto Edo, ia kemudian melanjutkan ceritanya
“Ya, ... Anak muda ini adalah pahlawan sejati ... rela berkorban untuk siapa
saja bahkan seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya "
Perlahan aku melirik nama lain di monumen itu ...
Anita.
Oh, Jadi beginilah cara Edo bertemu pacarnya ...
Dan sekarang mereka telah bersama, bahagia, berdua
selamanya.
Selesai.
Catatan: Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon dimaafkan jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan
Selesai.
Catatan: Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon dimaafkan jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan
Ternyata Edo....🙄
BalasHapusEdo ee...
HapusWaduh.... ternyata Anita.. ternyata Edo...
BalasHapusYaa. Begitulah..
HapusKerreen ah
BalasHapusKamsiaaa...
HapusSudah ku duga, atau aku pernah membacanya, tapi di mana
BalasHapus