Duniamu
Gambar oleh rebanas.com
****
Katamu dunia ini begitu misterius. Sama misteriusnya dengan kehidupan itu sendiri. Terlalu luas untuk di telaah dan terlalu sulit untuk di mengerti.
Katamu dunia ini begitu misterius. Sama misteriusnya dengan kehidupan itu sendiri. Terlalu luas untuk di telaah dan terlalu sulit untuk di mengerti.
Katamu hidup adalah
kesulitan yang harus diatasi. Rahasia yang harus di gali. Tragedi yang harus di
alami, kegembiraan yang harus di bagi dan cinta yang harus di nikmati.
Dan...
Sejauh aku menyusuri jalanmu, sejauh ini aku masih sepakat denganmu.
Menurutmu, kehidupan itu sendiri, di pahami atau tidak, ia akan tetap berjalan sebagaimana waktu yang terus berjalan.
Menurutmu, kehidupan itu sendiri, di pahami atau tidak, ia akan tetap berjalan sebagaimana waktu yang terus berjalan.
Aku ingat. Dulu engkau pernah berkata, "Seandainya Tuhan tidak menciptakan begitu banyak bahasa, mungkin akan terasa lebih
mudah bagimu dan orang-orang yang ada disekitarmu untuk hidup
berdampingan antara satu dengan yang lainnya."
“Apa yang salah dengan
bahasa?" tanyaku sambil terus berjalan mengiringi langkahmu.
“Tidak ada yang salah
dengan bahasa.” katamu berusaha mengelak.
Dengan wajah sedikit murung, saat itu engkau tarik nafasmu, lalu menghembuskannya secara perlahan.
Aku tahu, dadamu saat itu terasa sesak. Dan aku tahu, ada yang tengah engkau rahasiakan dariku.
Aku tahu, dadamu saat itu terasa sesak. Dan aku tahu, ada yang tengah engkau rahasiakan dariku.
Aku bisa merasakan, saat ini engkau merasa sendirian di tempat ini.
“Engku tidak sendiri! Ada
aku disini." kataku.
“Tidak!” jawabmu tegas.
“Dunia kita berbeda!“ katamu
lagi sambil menatap kedua mataku.
“Setidaknya kita masih
memiliki rasa yang sama." kataku lagi.
“Pulanglah.. Duniaku ini
tidak ramah buatmu.”
Engkau mempercepat langkah kakimu, pergi meninggalkanku.
*****
Saat ini, aku sendirian
di tempat ini. Dan mungkin sebentar lagi aku akan mati perlahan--lahan di tempat
ini.
Di sini, di duniamu. Aku hanyut dan hampir tenggelam di lautan kata--kata. Di sini. Di dunia seribu
bahasa, aku bahkan nyaris tak lagi mampu bersuara.
Betul katamu...
Betul katamu...
Duniamu
ini memang tidak begitu ramah buatku. Di dunia yang menurutmu suara adalah yang
paling utama. Di dunia yang menurutmu
memiliki seribu bahasa.
Di dalam kesendirianku, lagi-lagi aku teringat dengan semua kata--kata dulu. Kata--kata yang pernah engkau ucapkan, sebelum engkau pergi meninggalkanku.
Di dalam kesendirianku, lagi-lagi aku teringat dengan semua kata--kata dulu. Kata--kata yang pernah engkau ucapkan, sebelum engkau pergi meninggalkanku.
Ternyata betul katamu, aku memang
sendirian di tempat ini!
Hmmmmmm
BalasHapusHihihi... Selamat hari puisi😂🙏
HapusSelamat hari puisi
BalasHapusSelamat hari puisi😂🙏
HapusSelamat Hari Puisi
BalasHapus